

Nganjuk, Sembilan dari 10 gerbong kereta api pengangkut bahan bakar minyak Nomor 3502 milik Pertamina anjlok di Desa Kutorejo, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (28/8) malam.
Petugas PT Kereta Api (PT KA) menemukan sebuah rel yang terputus di satu titik di jembatan KA yang membentang di atas Sungai Brantas. Hingga Jumat malam, rel belum bisa dilalui dan pekerja terus memperbaiki rel yang rusak.
Rangkaian kereta yang dihela lokomotif CC 20105 itu terdiri atas 10 gerbong tangki BBM yang baru saja dikosongkan dan satu gerbong berisi alat-alat bantuan teknis. Sebelumnya, rangkaian kereta itu mengirimkan BBM ke Madiun dari Surabaya dalam 14 gerbong tangki.
Dalam perjalanan pulang, kereta singgah di Stasiun Kertosono dan melepaskan empat gerbong tangki di stasiun itu. Selepas 900 meter dari stasiun, sembilan gerbong anjlok. Satu gerbong di antaranya terlempar ke sisi rel dan teronggok di ujung barat jembatan.
Serpihan kayu tua berserakan di atas permukaan Sungai Brantas karena terjangan roda kereta yang anjlok. Lempengan besi yang ada di tengah rel mendesak ke luar hingga hampir menyentuh tiang-tiang jembatan.
Sebelum kereta pengangkut BBM anjlok di lokasi itu pada pukul 19.47, telah lewat KA eksekutif Turangga jurusan Surabaya-Jakarta. Namun, tidak dijelaskan apakah KA eksekutif Turangga sudah memberikan peringatan atas kemungkinan telah putusnya rel itu. ”Iya, ada rel yang putus, tetapi kami masih menyelidikinya,” kata Kepala Humas Daerah Operasi VII PT KA Eko Budiyanto.
Menurut Eko, penyebab anjloknya kereta pengangkut BBM itu belum bisa dipastikan. Ia menyebutkan, ada tiga kemungkinan anjloknya KA itu, yakni kualitas rel yang jelek, masinis yang mengemudikan KA dengan mengebut, dan terjadinya gempa.
Namun, kemungkinan mengebut tak terbukti karena jarak antara lokasi kejadian dan Stasiun Kertosono, tempat KA berhenti terakhir, hanya 900 meter. Terjadinya gempa juga bisa dikesampingkan karena tidak ada laporan dari Badan Meteorologi dan Geofisika akan terjadinya gempa dalam 24 jam terakhir.
Terlambat
Arus kereta api melalui jalur selatan putus total. Semua perjalanan KA dari dan menuju Surabaya dialihkan melalui jalur utara di antaranya kereta Bima, Mutiara Selatan, dan Turangga. Sedangkan KA Sri Tanjung dan Logawa dibatalkan pemberangkatannya.
14 perjalanan KA yang melewati Stasiun Jombang dibatalkan. Jadwal perjalanan KA lainnya pun terlambat. ”Atas nama PT KA, kami mohon maaf atas kejadian ini. Tiket akan diganti penuh,” ujar Eko.
Kemarin, Stasiun KA Kotabaru, Malang, tidak menjual karcis KA Matarmaja jurusan Malang-Jakarta dan KA Malang Ekspres jurusan Malang-Surabaya. Bahkan, penumpang KA Gajayana yang sudah membeli tiket akhirnya harus diangkut menggunakan bus pariwisata menuju Stasiun Kertosono. Dari Kertosono, Gajayana baru berjalan normal menuju Jakarta.
Di Stasiun Madiun, sedikitnya 12 KA batal melintas atau diberangkatkan. Calon penumpang yang telah membeli tiket pun kecewa. Dari 12 kereta itu, delapan KA di antaranya batal berangkat, sedangkan empat KA dialihkan ke jalur utara sehingga tak bisa mengangkut penumpang di Stasiun Madiun. KA yang batal berangkat itu di antaranya Sri Tanjung, Logawa, dan Sancaka.
Adapun KA yang dilewatkan melalui jalur utara adalah KA Bima, Turangga, Mutiara Selatan, dan Argowilis sehingga tidak melalui Madiun yang berada di jalur selatan.
30 Agustus 2008

Sembilan dari 14 kereta tangki (Rail Train Wagon/RTW) sudah berhasil dievakuasi dari Jembatan Sungai Brantas di Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jatim, Sabtu (30/08) pagi sekitar pukul 08.15 WIB.
"Sekarang tinggal merapikan kondisi rel dan peralatan evakuasi yang masih tersisa di atas badan jembatan itu," kata EKO BUDIYANTO Humas PT Kereta Api (KA) Daop VII Madiun, di Kertosono pada ANTARA.
Ia memperkirakan tepat pukul 10.00 WIB, jembatan yang berjarak sekitar satu kilometer di sebelah timur emplasemen Stasiun Kertosono itu sudah bisa dilalui beberapa rangkaian kereta api.
"Sesuai urutannya KA Matarmaja (Jakarta Pasar Senen-Malang), yang pertama akan melintas di jembatan itu karena kereta itu sekarang sudah berada di Stasiun Kertosono," katanya.
Evakuasi sembilan kereta tangki yang anjlok di atas Jembatan Sungai Brantas pada Kamis (28/8) malam sekitar pukul 19.50 WIB itu dilakukan secara maraton.
Posisi kereta anjlok yang persis berada di atas badan jembatan itu menyulitkan proses evakuasi. Bahkan Kereta Kumbokarno yang didatangkan ke lokasi kecelakaan sempat kesulitan menderek beberapa gerbong tangki nahas itu lantaran alat dereknya terhalang oleh rangka jembatan.
Namun demikian, lanjut EKO, proses evakuasi gerbong tangki tanpa muatan yang anjlok saat dalam perjalanan pulang dari Depot Pertamina Madiun menuju Surabaya itu sesuai target, Sabtu pagi ini.