Minggu, 31 Agustus 2008

KA BBM Anjlok di Kertosono (29/08/2008)







Nganjuk, Sembilan dari 10 gerbong kereta api pengangkut bahan bakar minyak Nomor 3502 milik Pertamina anjlok di Desa Kutorejo, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (28/8) malam.

Petugas PT Kereta Api (PT KA) menemukan sebuah rel yang terputus di satu titik di jembatan KA yang membentang di atas Sungai Brantas. Hingga Jumat malam, rel belum bisa dilalui dan pekerja terus memperbaiki rel yang rusak.

Rangkaian kereta yang dihela lokomotif CC 20105 itu terdiri atas 10 gerbong tangki BBM yang baru saja dikosongkan dan satu gerbong berisi alat-alat bantuan teknis. Sebelumnya, rangkaian kereta itu mengirimkan BBM ke Madiun dari Surabaya dalam 14 gerbong tangki.

Dalam perjalanan pulang, kereta singgah di Stasiun Kertosono dan melepaskan empat gerbong tangki di stasiun itu. Selepas 900 meter dari stasiun, sembilan gerbong anjlok. Satu gerbong di antaranya terlempar ke sisi rel dan teronggok di ujung barat jembatan.

Serpihan kayu tua berserakan di atas permukaan Sungai Brantas karena terjangan roda kereta yang anjlok. Lempengan besi yang ada di tengah rel mendesak ke luar hingga hampir menyentuh tiang-tiang jembatan.

Sebelum kereta pengangkut BBM anjlok di lokasi itu pada pukul 19.47, telah lewat KA eksekutif Turangga jurusan Surabaya-Jakarta. Namun, tidak dijelaskan apakah KA eksekutif Turangga sudah memberikan peringatan atas kemungkinan telah putusnya rel itu. ”Iya, ada rel yang putus, tetapi kami masih menyelidikinya,” kata Kepala Humas Daerah Operasi VII PT KA Eko Budiyanto.

Menurut Eko, penyebab anjloknya kereta pengangkut BBM itu belum bisa dipastikan. Ia menyebutkan, ada tiga kemungkinan anjloknya KA itu, yakni kualitas rel yang jelek, masinis yang mengemudikan KA dengan mengebut, dan terjadinya gempa.

Namun, kemungkinan mengebut tak terbukti karena jarak antara lokasi kejadian dan Stasiun Kertosono, tempat KA berhenti terakhir, hanya 900 meter. Terjadinya gempa juga bisa dikesampingkan karena tidak ada laporan dari Badan Meteorologi dan Geofisika akan terjadinya gempa dalam 24 jam terakhir.

Terlambat

Arus kereta api melalui jalur selatan putus total. Semua perjalanan KA dari dan menuju Surabaya dialihkan melalui jalur utara di antaranya kereta Bima, Mutiara Selatan, dan Turangga. Sedangkan KA Sri Tanjung dan Logawa dibatalkan pemberangkatannya.

14 perjalanan KA yang melewati Stasiun Jombang dibatalkan. Jadwal perjalanan KA lainnya pun terlambat. ”Atas nama PT KA, kami mohon maaf atas kejadian ini. Tiket akan diganti penuh,” ujar Eko.

Kemarin, Stasiun KA Kotabaru, Malang, tidak menjual karcis KA Matarmaja jurusan Malang-Jakarta dan KA Malang Ekspres jurusan Malang-Surabaya. Bahkan, penumpang KA Gajayana yang sudah membeli tiket akhirnya harus diangkut menggunakan bus pariwisata menuju Stasiun Kertosono. Dari Kertosono, Gajayana baru berjalan normal menuju Jakarta.

Di Stasiun Madiun, sedikitnya 12 KA batal melintas atau diberangkatkan. Calon penumpang yang telah membeli tiket pun kecewa. Dari 12 kereta itu, delapan KA di antaranya batal berangkat, sedangkan empat KA dialihkan ke jalur utara sehingga tak bisa mengangkut penumpang di Stasiun Madiun. KA yang batal berangkat itu di antaranya Sri Tanjung, Logawa, dan Sancaka.

Adapun KA yang dilewatkan melalui jalur utara adalah KA Bima, Turangga, Mutiara Selatan, dan Argowilis sehingga tidak melalui Madiun yang berada di jalur selatan.

30 Agustus 2008






Sembilan dari 14 kereta tangki (Rail Train Wagon/RTW) sudah berhasil dievakuasi dari Jembatan Sungai Brantas di Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jatim, Sabtu (30/08) pagi sekitar pukul 08.15 WIB.

"Sekarang tinggal merapikan kondisi rel dan peralatan evakuasi yang masih tersisa di atas badan jembatan itu," kata EKO BUDIYANTO Humas PT Kereta Api (KA) Daop VII Madiun, di Kertosono pada ANTARA.

Ia memperkirakan tepat pukul 10.00 WIB, jembatan yang berjarak sekitar satu kilometer di sebelah timur emplasemen Stasiun Kertosono itu sudah bisa dilalui beberapa rangkaian kereta api.

"Sesuai urutannya KA Matarmaja (Jakarta Pasar Senen-Malang), yang pertama akan melintas di jembatan itu karena kereta itu sekarang sudah berada di Stasiun Kertosono," katanya.

Evakuasi sembilan kereta tangki yang anjlok di atas Jembatan Sungai Brantas pada Kamis (28/8) malam sekitar pukul 19.50 WIB itu dilakukan secara maraton.

Posisi kereta anjlok yang persis berada di atas badan jembatan itu menyulitkan proses evakuasi. Bahkan Kereta Kumbokarno yang didatangkan ke lokasi kecelakaan sempat kesulitan menderek beberapa gerbong tangki nahas itu lantaran alat dereknya terhalang oleh rangka jembatan.

Namun demikian, lanjut EKO, proses evakuasi gerbong tangki tanpa muatan yang anjlok saat dalam perjalanan pulang dari Depot Pertamina Madiun menuju Surabaya itu sesuai target, Sabtu pagi ini.

Jumat, 15 Agustus 2008

KA BBM anjlok (17-07-08)




Kereta api di Surabaya seolah tidak pernah sepi dari insiden. Setelah KA cantik Ekspres terbakar di kilometer 4, antara stasiun wonokromo dan Gubeng. Kemarin giliran lima gerbong KA pengangkut BBM milik Pertamina anjlok hanya berjarak 350 meter sebelum stasiun Sidotopo.
KA tersebut anjlok tepat dikawasan padat penduduk di Ngaglik DKA timur. Kereta bernomor 3516A yang membawa 32 gerbong kosong pertamina itu hendak menuju stasiun pengisian bahan bakar di Perak. Ketika melintasi kawasan Ngaglik, kereta melintasi jalur yang bantalannya sedang diperbaiki.
“Di tempat itu ada empat jalur kereta. Sekitar pukul 14.00, kereta tersebut melintas di jalur paling timur yang bersebelahan dengan rumah penduduk,” jelas Aris Yulianto, warga ngaglik DKA timur.
Di dekat jalur tersebut banyak bantatalan rel yang disiapkan untuk perbaikan perlintasan. Saat kereta melintas, salah satu bantalan tiba-tiba jatuh ke rel dan terlindas roda gerbong.
Akibatnya, laju gerbong seperti terjegal dan menyebabkan empat roda gerbong nomer 25 keluar rel.
Edi Budiono, masinis, tidak langsung mengetahui adanya gerbong yang keluar jalur itu. Akibatnya, empat gerbong lain ikut keluar dari rel. Lima gerbongpun berjalan diluar rel sejauh 250 meter. Karena dekat dengan rumah penduduk, gerbong itu menerjang tiga pagar warga rumah, satu tiang telepon, serta dua atap teras rumah warga. Robohnya pagar warga dan tiang telepon itupun menimpa dua sepeda onthel milik anak-anak setempat.
Warga yang mengetahui kejadian tersebut langsung berlarian dan berteriak untuk memberi tahu masinis. Salah satunya adalah Juwari, warga Ngaglik DKA timur’” saya milihat gerbong-gerbong itu keluar rel, saya kejar kereta itusambil berteriak agar masinis mendengar’” ungkapnya.
Masdinispun menghentikan kereta. Setengah jam kemudian, beberapa petugas PT KAI Daopa VIII dating. Duapuluh gerbong di bagian depan ditarik ke stasiun berikutnya. Tujuh gerbong di belakang gerbong yang anjlok ditarik ke stasiun Gubeng. Hingga pukul 17.00kemarin, gerbong yang anjlok belum bisa dikembalikan ke jalur semula.
Humas PT KAI Daops VIII Sugeng Priyono menyatakan, kejadian murni disebabkan keteledoran pekerja yang sedang mengganti bantalan rel. “ Semestinya , bantalan tersebut tidak ditempatkan terlalu dekat dengan posisi yang melinyang, seharusnya memanjang berlainan arah dengan rel. ini kesalahan mandor’” tegasnya.
Setalah kejadian tersebut, bantalan-bantalan rel mulai ditempatkan menjauh dari rel.

Kereta Penumpang Anjlok (12 Agustus 2008 )




Rangkaian kereta api diesel jurusan Karawang-Jakarta, Selasa (12/8), anjlok di lintasan Stasiun Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Saksi mata mengatakan, kereta tersebut anjlok saat memasuki areal Stasiun Tambun. Roda kereta yang tengah melaju dalam kecepatan sedang tiba-tiba keluar dari lintasan rel.

Saat anjlok kereta tengah mengangkut sekitar 1.800 penumpang. Beruntung kereta tidak terguling, sehingga tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, akibat kasus ini puluhan jadwal kereta api yang meelintasi jalur tersebut sempat terhambat selama beberapa jam.

Kepala Stasiun Tambun Bekasi Dwi Efendi mengatakan, ia belum mengetahui penyebab anjloknya kereta. Namun, ia menduga batu kerikil dan pasir yang menutupi rel menjadi penyebab kerreta tergelincir ke luar lintasan.(

KA Turangga Anjlok


Gerbong pembangkit Kereta Api (KA) Turangga jurusan Bandung - Surabaya anjlok di kilometer 228 – 229 desa Citeras, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Senin pukul 20.10. Akibatnya , jalur selatan lumpuh 15 jam. Gerbong di belakang lokomotif itu baru dapat diangkat siang kemarin.
Kepala Stasiun Garut Hendra menuturkan, KA Turangga dengan enam gerbong itu mengangkut sekitar 120 penumpang. Seluruh penumpang selamat, tidak ada yang melaporkan cidera. Senin malam itu juga, seluruh penumpang dievakuasi. Diantara mereka ada yang memilih kembali ke Bandung dengan bus. Sebagian lain melanjutkan perjalanan.
Kepala Bagianm Humas Daop II Bandung Sukandar Mulya menuturkan, Gerbong tersebut anjlok karena ketika melintasi medan yang cukup terjal, ada as kereta yang goyang dan copot.
“Untuk memulihkan kembali perjalanan kereta itu, perlu waktu belasan jam,” katanya.
Terlambatnya perbaikan rel menggangu perjalanan kereta api dari rah timur dan barat. Penumpang dari arah timur dialihkan ke bus yang disediakan PT KAI dari stasiun Ciamis, Tasikmalaya, Ciawi, dan Peundeuy. Sedangkan kereta api dari arah barat diperlakukan penundaan waktu perjalanan. Misalya KA Argo Wilis tertahan 110 meter dari stasiun di Cibatu. KA Lodaya tertahan di Leles.
Anjloknya kereta itutak pelak mengejutkan warga yang baru selesai menunaikan solat terawih langsung berhamburan menuju lokasi. Misalnya, Ny Popon Fatimah, 55, warga Saar, Tasikmalaya. Dia bersma keluarganya langsung keluar dari rumah karena mengira ada gempa. Namun setalah tahu ada kereta anjlok, dia bersama tetangganya melihat ke lokasi yang hanya berjarak 200 meter dari rumahnya.
“Pengangkatan kereta pembangkit yang anjlok itu selasai pada pukul 11.55. Atas kejadian tersebut, yang jadi masalah bukanlah kerugian materi , tetapi citra KAI,” kata Sukandar.
Meski tidak ada korban jiwa, kecelakaan KA terserbut memalukan PT KAI, seharusnya menjelang lebaran ini, salah satu kendaraan favorit untuk mudik itu disiapkan dengan baik. Bukan hanya KA nya tetapi juga prasarana relnya.