

BOJONEGORO | Kereta api Rajawali bernomor loko C 20180 menabrak kereta barang bernomor loko 360 di stasiun pembantu Kapas Bojonegoro, Jumat (23/1) sekitar pukul 16.00. Akibatnya tiga orang tewas dan dua luka parah serta satu orang terjepit.
Korban tewas, satu orang tidak dikenali karena tubuhnya hancur. Dua korban tewas lainya masinis kereta Barang Agus Supriyadi warga Semarang dan Joko Budi Santoso seoang Pegawai Negeri Sipil, warga Domplang Kabupaten Blora Jawa Tengah. Sarijan warga Blora masih terjepit, sementara dua korban luka parah Harjo Sasmito (56) warga Cepu dan Heriyan (40) pegawai Pertamina.
Selain menewaskan tiga orang dan banyak yang luka-luka, kecelakaan kereta itu juga menyebabkan dua gerbong Kereta Rajawali terguling ke arah utara mengenai rumah warga. Kecelakaan terjadi saat KA Rajawali melaju dari arah Timur dan berangkat dari stasiun Pasarturi Surabaya. KA Rajawali menabrak KA Antaboga yang seedang berhenti. Di lokasi kejadian hanya ada satu jalur jalur sisi utara belum difungsikan.
Hingga saat ini masih dilakukan evakuasi penumpang. Anak-anak dan sejumlah penumpang dibawa ke balai desa Kapas. Sementara korban luka dan tewas dibawa ke rumah sakit Aisyiah Bojonegoro dan RSUD Sosodoro Djatikusumo. Sementara tiga orang berusaha melepaskan Sarijan yang terjepit dengan alat pengelasan sebanyak tiga tabung. Kaki Sarijan juga disirami air. Sementara petugas dari PT KAI berusaha mengevakuasi kereta. Kecelakaan ini menjadi tontonan warga.
Penyebab Tabrakan KA Diduga Akibat Masinis Tak Patuhi Sinyal
Polisi menemukan indikasi bahwa tabrakan kereta api Rajawali dengan kereta barang Antaboga, salah satu penyebabnya adalah karena masinis Rajawali tidak mengindahkan sinyal.
Kapolres Bojonegoro AKBP Agus S Hidayat mengatakan, polisi masih meminta keterangan sejumlah saksi untuk memastikan penyebab kecelakaan dan belum menetapkan seorang pun tersangka.
Polisi masih perlu memastikan mengenai sebab kecelakaan tersebut. Beberapa saksi dimintai keterangan antara lain Kepala stasiun KA Kapas, Jumain, dan stafnya, Fajar, serta Petugas Pemberangkatan KA di stasiun Sumberrejo, Anang.
Termasuk juga memintai keterangan tiga warga di sekitar tempat kejadian yang melihat dan mengetahui peristiwa tabrakan yang menyebabkan dua awak KA Antabogo tewas dan puluhan penumpang KA Rajawali luka.
“Setelah semua pemeriksaan saksi rampung, polisi sudah bisa menetapkan tersangka,”katanya.
Ditanya kemungkinan masinis KA Rajawali, Agus, menjadi tersangka, Agus S Hidayat menyatakan belum sampai tahap itu karena pemeriksaan terhadap saksi-saksi masih berlangsung.
“Tunggu dua atau tiga hari, kami sudah bisa menetapkan tersangka yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan KA itu,”katanya menegaskan.
Sementara itu, seorang warga Desa Kapas, Kecamatan Kapas, Kentinah (37) mengaku melihat tanda sinyal merah di tepi rel, namun KA Rajawali yang dimasinisi Didik Mardiono (39) warga Semarang, Jawa Tengah, melaju kencang dari arah timur menuju stasiun KA Kapas.
Ketika KA Rajawali tengah melaju di jalur satu, dari arah barat KA Antabogo menggunakan jalur yang sama sehingga terjadilah tabrakan.
Para penumpang KA Rajawali yang menjalani rawat inap di RSUD Sosodoro, Bojonegoro sebagian besar sudah kembali ke rumahnya, dan hanya tinggal dua korban yang masih menjalani rawat inap.A
Joko Budi Santoso (50), warga Blora, Jawa Tengah, masih menjalani perawatan karena kaki kirinya patah, sedangkan Yono (39) juga warga Randublatung, Blora, Jawa Tengah juga kakinya patah.
“Korban yang dirawat di RSUD ada lima yang kakinya mengalami patah tulang,” kata Humas RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, Thomas Djaja.
Menurut Thomas, para korban yang dirawat di RSUD Sosodoro sebelumnya berjumlah 22 orang, termasuk masinis KA Rajawali, Didik Mardiono.
“Malam itu kami merujuk seorang korban Heru asal Semarang ke RS Dr Soetomo Surabaya, karena kritis mengalami pendarahan otak,”katanya menjelaskan.
Sedangkan Humas PT KAI Daop VIII Sugeng Priyono mengatakan saat ini pihaknya lebih terfokus pada penangan di lokasi kejadian agar jalur segera bersih sehingga operasional KA kembali normal.
"Soal penyebab kecelakaan, ada pihak KNKT dan aparat kepolisian yang menyelidikinya," ujar Sugeng saat dihubungo okezone, Sabtu (24/1/2009).
Menurutnya, pihak KNKT sudah melakukan penyelidikan dan meninjau lokasi kecelakaan. Begitu juga dengan aparat kepolisian. "Untuk lebih jelasnya mengenai penyebab tabrakan KA, bisa koordinasi dengan KNKT," papar Sugeng.
Masinis Terjepit 2 Lokomotif Selamat
Seorang masinis yang terjepit di antara dua lokomotif kereta api yang bertabrakan di Bojonegoro akhirnya berhasil dievakuasi.
Beruntung, pria yang belum diketahui namanya itu selamat.
“Dia selamat setelah pintu yang menjepitnya dipotong,” kata Sunaryo, seorang petugas di Stasiun Kapas di kantornya, Jumat (23/1).
Awalnya, Sunaryo menduga masinis tersebut sudah meninggal dunia. Namun ternyata, pria 45 tahun itu menarik tangan Sunaryo untuk meminta tolong.
“Tubuhnya sudah terjepit gitu, tapi ternyata dia masih sadar,” katanya.
Sementara itu, hingga kemarin, dari 20 korban tabrakan KA, tinggal 1 korban yang masih dirawat di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo. Korban atas nama Yono, salah satu penumpang masih dirawat karena mengalami luka di tulang selangkangan. Sedang, Heru dan Joko Budi Santoso, dirujuk ke RSU dr Soetomo.
"Joko baru dirujuk siang. Karena ada komplikasi kencing manis," kata Humas RSUD drg Thomas Djaja.
Sedang, masinis KA Rajawali Didik Mardiyono yang sebelumnya juga dirawat inap di RSUD sudah dibawa keluarganya ke Semarang. Thomas juga mengatakan 17 korban yang lainnya sudah pulang bersama keluarganya. Mereka semuanya bukan warga Bojonegoro.
"Semuanya sudah pulang. Ya tinggal satu korban saja," katanya.
Soal biaya pengobatan korban, lanjut dia, pihak RSUD tetap meminta korban membayar semua biaya pengobatan. Karena belum ada koordinasi dengan PT KAI atau pihak Jasa Raharja. Sehingga, menurut dia, 16 pasien yang lebih dulu pulang telah membayar sendiri semua biaya pengobatan.
"Rata-rata mereka kan pulang pada Sabtu, satu hari setelah kejadian. Jadi mereka membayar sendiri semuanya," katanya.
Hanya empat pasien yang sudah dikoordinasikan dengan PT KAI dan disanggupi akan ditanggung pengobatannya. Mereka di antaranya, Heru dan Joko yang dirujuk ke RSU dr Soetomo, Yono yang masih dirawat di RSUD, serta Didik yang sudah diambil keluarganya di Semarang. Selain empat pasien itu, pihaknya mengaku tidak tahu.
"Yang lain itu, karena saat itu belum ada koordinasi. Baru setelah Menteri Perhubungan datang, saya ketemu tim kesehatan PT KAI," terang Thomas.(Nanang Fahrudin/Sindo/hri)
3 Gerbong KA Rajawali Masih Teronggok di Stasiun Bojonegoro
BOJONEGORO - Sebanyak tiga gerbong KA Rajawali yang mengalami tabrakan akibat salah jalur di Stasiun Bojonegoro hingga pagi ini masih teronggok di lokasi. Satu dari ketiga gerbong yang masih tertinggal tersebut mengalami rusak parah.
"Yang dua gerbong memang tidak parah, hanya perlu pengecatan dan perbaikan sedikit. Tapi yang satu lagi rusak parah, kemungkinan tidak bisa dipakai," ungkap Kepala Stasiun KA Bojonegoro Joko Mardigutomo saat dihubungi, Minggu (25/1/2009).
Gerbong yang mengalami rusak parah tersebut merupakan gerbong nomor satu yang letaknya tepat dibelakang gerbong masinis. Sementara gerbong lain yang tidak mengalami kerusakan telah dipindahkan ke Stasiun Pasar Turi. Bahkan telah digunakan. Namun sebelumnya gerbong tersebut sempat mengalami perbaikan untuk pengecekan dan sinyal selama dua jam.
Sementara arus lalu lintas kereta api yang melalui sejak tadi malam telah berjalan normal. Setidaknya KA Gumarang dan KA Sembrani dengan jurusan Jakarta-Surabaya telah melintas di Stasiun Bojonegoro.
Sementara arus lalu lintas KA sudah normal. Tadi malam sudah dijadwal KA Gumarang, dan KA Sembrani jurusan Jakarta -surabaya sudah bisa melints dengan normal.
"Tapi di lokasi, KA yang melintas diharuskan melambatkan lajunya," terang Joko.
KNKT Turunkan Tim Selidiki Tabrakan KA
JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah menurunkan tim untuk mengumpulkan bahan-bahan dan informasi dalam mengungkap penyebab tabrakan KA Rajawali dan KA barang di Stasiun Bojonegoro.
"Kemarin malam dan hari ini kami sudah menurunkan tim untuk menyelidiki tabrakan KA di Bojonegoro. Kami masih butuh waktu, sehingga belum bisa menyatakan apa penyebab," ujar jubir KNKT JA Barata saat dihubungi okezone, Sabtu (24/1/2009).
Dia mengatakan pihaknya mengacu pada prosedur, memerlukan data dan fakta atas kejadian tersebut sebagai bahan penyelidikan, setelah itu baru dipelajari dan disimpulkan apa yang terjadi sebenarnya.
"Kami tidak bisa menduga-duga, tapi harus investigasi. Perlu wawancara dan boleh jadi harus melalui uji leb serta mendatangkan ahli logam atau metalurgi. Jadi tidak bisa cepat menyimpulkan. Beda dengan Mama Lauren yang ditanya langsung meramalkan," tandas JA Barata.
Pada dasarnya, KNKT akan bekerja maksimal dan merekomendasikan sesegera mungkin apa yang menjadi penyebab tabrakan itu ke pihak penyelenggara. Tapi belajar dari pengalaman, sebelum kejadian biasanya ada rentetan peristiwa yang mendahuluinya.
JA Barata menegaskan terlalu dini bila menghubungkan kasus tabrakan KA ini dengan adanya faktor`kelalaian petugas (human error) atau buruknya infrastrutur KA yang menjadi penyebab kecelakaan. "Masing-masing kejadian kondisinya berbeda-beda sehingga tidak bisa disimpulkan karena ini dan itu," ujarnya.Sabtu, 24 Januari 2009 - 14:24 wib.
2 Korban Tabrakan KA Bojonegoro Masih Dirawat

Dua korban tabrakan KA Rajawali dengan KA Barang Antaboga di Stasiun Kapas, Bojonegoro, Jawa Timur, hingga kini masih dirawat di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Sedangkan salah satu korban yang mengalami pendarahan otak, Heru, dirujuk ke RSU dr Soetomo Surabaya.
Dua korban yang masih dirawat adalah Joko Budi Santoso, warga Doplang, Blora (Jateng) yang saat kejadian terjepit di gerbong masinis dan Yono, penumpang yang mengalami luka di tulang selangkangan.
"Korban Budi kondisinya mulai membaik. Kakinya patah terjepit besi," ujar Humas RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, Thomas Djaja kepada wartawan, Minggu (25/1/2009).
Sedang, sebanyak 17 pasien lainnya yang sempat dirawat di RSUD memilih rawat jalan, termasuk masinis KA Rajawali Didik Mardiyanto, yang sudah pulang ke rumahnya di Semarang. Korban lain yang hanya luka ringan, memilih pulang ke daerah masing-masing.
"Soal pembayaran biaya perawatan sampai saat ini belum ada kejelasan dari pihak PT KAI. Untuk 17 pasien yang sudah pulang, mereka membayar sendiri semua biaya pengobatan di RSUD. Sedang, dua orang yang dibawa ke RSU dr Soetomo dan Didik, masinis KA akan diklaimkan ke PT KAI," tandasnya.